Jumat, 23 November 2012

Cara berhias wanita berlimah


Berhiaslah wahai wanitaku

BERHIASLAH wahai wanitaku
Berabagai merek parfum, kosmetik dan jenis pakaian saat ini
memiliki pangsa pasar yang cukup bagus yakni dengan
menjadikan wanita sebagai objeknya. Di jalan-jalan, mal-mal,
hingga di lingkungan formil mereka menebar sejuta pesona yang
melekat dalam diri mereka. Lantas benarkah apa yang mereka
tebarkan itu adalah pesona sedangkan sejatinya itu hanyalah fitnah
belaka.
Berhias atau tabarruj sudah merupakan hal yang lazim terjadi di
dunia masa kini. Adapun makna dari tabarruj itu sendiri cukup
banyak ulama’ yang mengartikannya dalam beberapa pengertian
antara lain sebagai berikut :
1. Az Zajjaj Abu Ishaq Ibrahim ibn Sirri Menerjemahkannya
sebagai perbuatan yang menampakkan perhiasan dan segala yang
mengundang syahwat laki-laki.
2. Qatadah mengartikannya sebagai wanita yang keluar rumah
dengan berjalan lenggak-lenggok dan genit.
3. Ibnul Atsir memahaminya sebagai perbuatan yang
menampakkan perhiasan kepada laki-laki yang ajnab (Bukan
Mahram).
Lantas bagaimana dengan keadaan lingkungan kita yang seakan
dipenuhi wanita yang berjalan dengan penuh dihiasi perhiasannya.
Mulai dari perhiasan berupa benda hingga perhiasan berupa
kecantikan yang amat sangat mempesona bagi kaum lelaki
tersebut? Jika kita mau menyisihkan sejenak waktu kita guna
membuka Alquran, maka akan kita dapati di sana beberapa ayat
yang melarang secara tegas perbuatan tersebut. Antara lain QS Al-
Ahzab;33, QS An-Nur;60 ditambah beberapa Hadits Nabi. Apapun
yang terjadi selama ini, mulai seorang muslimah yang“telanjang”
dengan pakaiannya, hingga mereka yang menggunakan kerudung
“Gaul”, dengan pernak-pernik, pendek, transparan, wangi, lalu
berjalan-jalan di muka umum bersama cincin, gelang dan
berbagai perhiasannya dengan bangga seolah berkata
“pandanglah aku, lihatlah aku..”
Satu hal yang selayaknya menjadiperhatian kita, adalah
bahwasanya dosa besar akan diancam dengan tegas dalam Quran
berupa siksaan dan azab. Sementara wanita yang keluar rumah
dengan pakaian telanjangnya, dengan tabarrujnya, dan mereka
menebarkan fitnah maka sudah dijelaskan bahwa mereka tidak
akan mencium bau surga. Baunya saja tidadk dapat menciumnya,
apalagi merasakan nikmatnya kehidupan surga?
Apakah ancaman ditas bermakna tabarruj adalah hal yang remeh?
Berhati-hatilah.
Lantas dengan apa selayaknya mereka berhias??
Dengan dasar Quran dan Hadits sudah jelas bahwa hanya ada 2
hal yang dapat menjadi perhiasan kita. Yani keimanan dan
Ketaqwaan pada Allah SWT. Maka Berhiaslah hai wanitaku dengan
perhiasan yang telah ditentukan oleh Allah dengan jalan
menambah keimanan dan Ketaqwaanmu. Satu lagi perhiasan
yang tidak kalah mahalnya, Yakni rasa malu. Perhiasan yang
terakhir inilah yang pada akhirnya dapat melepaskankita dari
kejelekan baik di dunia maupun di akhirat. Tetap berhias di bawah
Ridla Allah, niscaya kecantikanmu menjadi kecantikan yang
sewajarnya.

0 komentar:

Posting Komentar